SIBETMALU.COM -Pemimpin Papua Nugini, yang merupakan negara tetangga Indonesia, mengumumkan keadaan darurat nasional selama 14 hari di ibu kota, Port Moresby. Keputusan ini dibuat menyusul kerusuhan yang terjadi di kawasan tersebut yang menewaskan 15 orang.
Perdana Menteri James Marape pada Kamis mengumumkan bahwa lebih dari 1.000 tentara disiagakan untuk turun tangan kapan pun diperlukan.
Marape mengatakan dalam jumpa pers, seperti yang diberitakan BBC, pihaknya telah memberikan skors kepada kepala polisi serta birokrat teratas di departemen keuangan sementara pemerintah melakukan peninjauan terhadap penyebab kerusuhan tersebut.
Kerusuhan di Port Moresby pada Rabu malam dipicu oleh aksi protes yang dilakukan oleh sekelompok tentara, polisi, dan sipir penjara atas pemotongan gaji yang tidak jelas oleh pemerintah. Dalam beberapa jam, kerusuhan menyebar ke kota Lae, sekitar 300 km di utara ibu kota
Pihak kepolisian mengatakan 8 orang dilaporkan tewas di Port Moresby, sementara 7 orang tewas di Lae. Berdasarkan tayangan televisi di negara tersebut, tampak ribuan orang berada di jalanan Port Moresby dengan membawa barang-barang hasil jarahan. Asap hitam mengepul di atas kota, dan kerumuman orang membakar mobil polisi di luar kantor perdana menteri.
Surat kabar The Post Courier melaporkan tentara telah dikerahkan untuk membantu memulihkan hukum dan ketertiban. Kendaraan militer berada di jalanan untuk "menunjukkan kekuatan".
Setelah aksi pada Rabu, seorang pejabat mengatakan kepada radio lokal FM100 bahwa tanpa polisi, kota itu telah "kehilangan kendali". Namun, Kedutaan Besar AS di Papua Nugini mengatakan ketegangan tetap tinggi meski pihak kepolisian telah kembali bekerja.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan komisi tinggi Papua Nugini sedang memantau situasi. Pemerintahannya dikatakan belum menerima permintaan bantuan dari negara tersebut, yang secara teratur mendukung sektor keamanan dan kepolisian.
"Kami terus mendesak ketenangan pada saat yang sulit ini. Kami belum menerima permintaan dari pemerintah Papua Nugini saat ini, tetapi kami punya hubungan yang baik dengan teman-teman kami di Papua Nugini," ungkap Albanese dalam pernyataan
0 Komentar