Menurutnya, langkah tersebut dapat berimbas buruk terhadap pemerintahannya yang ia sebut dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap dirinya sebagai Bupati terpilih.
Langkah yang dilakukan pemerintah sebelumnya dengan Merefokusing anggaran belanja pegawai itu adalah suatu kecerobohan dan membunuh kepercayaan dan membuat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah FAM - SAH sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih, ujar Fifian, Kamis (24/06/2021).
Ditegaskan, hak - hak pegawai tidak boleh di refokusing, Saya tidak habis pikir kenapa belanja pegawai dipangkas sampai 8 miliar, sementara belanja modal pada PUPRKP yang belum wajib atau belum kita perlukan itu sudah jalan dan kontraknya sudah ada," Ungkapnya Kecewa.
Fifian juga menyesalkan tindakan mantan Sekda Sula, Safrudin Sapsuha, sebagai pengelola anggaran pengambil kebijakan yang bertentangan dengan arahan Presiden Republik Indonesia dan pemerintah Kemenkeu.
"Kemarin sempat saya menegur mantan Sekda, sebagai pengelolah keuangan daerah. Seharusnya dia tau arahan presiden dan kementerian keuangan, kenapa anggaran belanja pegawai dipangkas, sementara di PU dibiarkan berjalan dengan angggaran nya utuh, sedangkan program prioritas adalah kesehatan dan pendidikan". Sebut Fifian.
Fifian bahkan menilai mantan sekda tersebut saat masih menegang jabatannya, ia sengaja melakukan hal itu, dengan target agar melakukan pemeriksaannya Fifian Adeningsi Mus, dan M. Saleh Marasabessy, tidak bisa jalan normal.
"Gaji TPP dan honor di Refokusing, sementara kegiatan lain sudah jalan, lantas saya mau bayar gaji TPP dan honor pakai uang dari mana, jangan - jangan mantan Sekda ingin supaya pemerintahan defisit anggaran dan pemerintah dibawah kepemimpinan saya tidak bisah jalan, ujarnya Bupati Kepsul Terpilih. Reed (Ariel).