BREAKING NEWS


NHM Tegaskan Komitmen Jaga Kelestarian Alam di Hari Konservasi Nasional

Halmahera Utara, Sibermalut.com – Setiap 10 Agustus, Indonesia memperingati Hari Konservasi Alam Nasional sebagai momentum untuk mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Di tengah gema peringatan ini, PT Nusa Halmahera Minerals (NHM), pengelola Tambang Emas Gosowong di Halmahera Utara, kembali menegaskan komitmennya merawat alam melalui aksi nyata. (11/8/25) 

Selama hampir tiga dekade beroperasi, NHM berhasil menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan sekitar. Perusahaan bahkan memposisikan diri sebagai mitra alam dalam mengelola kekayaan bumi Halmahera. Di atas lahan kontrak karya seluas 29.622 hektare, NHM membangun area *Nursery* seluas lebih dari 8.000 meter persegi. Area ini menjadi tempat pembibitan tanaman endemik Halmahera sekaligus simbol harapan masa depan yang lebih hijau.

Manajer Health, Safety, and Environment NHM, Widi Wijaya, menjelaskan bahwa bibit yang dirawat tidak hanya untuk reklamasi tambang, tetapi juga sebagai bagian dari tanggung jawab ekologis perusahaan. “Penambangan bawah tanah NHM menjadi salah satu pendekatan yang lebih ramah bagi hutan di sekitar area tambang. Tutupan hutan tetap terjaga, ekosistem flora dan fauna tidak banyak terganggu, dan daerah kritis seperti hutan lindung bisa tetap utuh,” ujarnya.

NHM mengoperasikan dua tambang bawah tanah, Kencana dan Toguraci, yang memungkinkan proses penambangan berlangsung tanpa merusak hutan di permukaan. Perusahaan juga memastikan seluruh kegiatan sesuai dengan regulasi pemerintah, termasuk pembatasan aktivitas di hutan lindung hanya untuk keperluan eksplorasi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Halmahera Utara, Yudihart Noya, menilai metode tambang bawah tanah yang diterapkan NHM membantu mempertahankan kualitas hutan. “Tentunya dengan pengawasan ketat dan pemantauan rutin untuk memastikan semua berjalan sesuai peraturan,” katanya.

Komitmen NHM terhadap konservasi juga terlihat melalui pengembangan kawasan “Kantong Satwa”, area bekas tambang yang direklamasi menjadi habitat baru satwa liar. Beririsan langsung dengan hutan asli Halmahera, kawasan ini kini menjadi rumah bagi berbagai spesies endemik seperti burung paruh bengkok, burung gosong, kuskus, dan fauna khas lainnya. Pemantauan populasi flora dan fauna di area tersebut dilakukan setiap enam bulan.

“Kantong Satwa menunjukkan bahwa reklamasi bisa lebih dari sekadar menutup bekas tambang. Ini adalah ruang hidup baru, sekaligus bukti bahwa tambang dan alam bisa berjalan seiring,” kata Widi.

Rangkaian program pengelolaan lingkungan NHM dijalankan dalam kerangka sistem manajemen lingkungan terpadu, yang telah diakui melalui sertifikasi ISO 14001. Pencapaian ini menjadi bukti dedikasi NHM dalam menjaga dan meningkatkan kinerja lingkungan secara konsisten, menjadikan tambang bukan ancaman, tetapi mitra bagi kelestarian alam dan masyarakat Halmahera Utara. (Red)
Posting Komentar
ADVERTISEMENT
Designed by Gila Temax
ADVERTISEMENT
Designed by Gila Temax
ADVERTISEMENT