BREAKING NEWS

Bangkitkan Ekonomi Warga Di Masa Pandemi, Kelompok Usaha Kreativ Sula Budidaya Rumput Laut

SIBERMALUT, SANANA - Posisi Geografis desa Malbufa kecamatan Sanana Utara, Kabupaten Kepulauan Sula yang berada di pesisir pantai mendorong Kelompok Usaha Mandiri Pesisir Utara Kreativ Desa Malbufa  untuk melakukan budidaya rumput laut, hal ini disampaikan langsung oleh Kordinator Kelompok Usaha Mandiri Pesisir Utara Kreativ, Ismail Kedafota kepada wartawan SIBERMALUT.COM di sela-sela Peluncuran 20 buah rakit budidaya rumput laut.

"Salah satu komoditas unggulan Kabupaten Kepulauan Sula adalah di bidang kelautan, untuk itu kami melihat potensi budidaya rumput laut sangat berpeluang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di masa pandemi ini," jelas Ismail. Sabtu (31/07/2021)

Menurut mael sapaan akrab ismail itu menyampaikan bahwa rumput laut bisa di andalkan untuk menunjang ekonomi masyarakat desa malbufa.

"Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Pusat Statistik (BPS)  jumlah produksi rumput laut di Indonesia tahun 2019 mencapai 9.746.946 ton dan untuk ekspor rumput laut Indonesia pada tahun 2018 sebesar 212 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 291,84 Juta per 15 Mar 2021, Sedangkan untuk pasaran lokal di Maluku Utara harga jual rumput laut per kilo gram mencapai 15.000 rupiah. Hal ini membuktikan bahwa rumput laut sangat bisa diandalkan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat pesisir. Selain karena cara budidayanya yang cukup mudah dan murah, pasarnya masih terbuka lebar," terangnya.

Pengembangan budidaya rumput laut secara sinergi dan simultan dari hulu dan hilir di desa Malbufa merupakan bagian dari target kedepan Kelompok usaha itu untuk mendorong laut sebagai sumber ekonomi.

Saat disentil terkait adanya campur tangan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perikanan dan kelautan Kabupaten Kepulauan Sula, Ismail mejelaskan bahwa sampai saat ini murni adalah usaha mandiri Kelompok Pesisir Utara Kreativ desa Malbufa.

" Sejauh ini kami masih berjalan mandiri dan belum ada bantuan pemerintah daerah, jadi kami berharap semoga kedepan ini bisa menjadi perhatian dari instansi terkait sehingga mampu mendorong ekonomi kreativ masyarakat desa pesisir lewat budidaya rumput laut ini", ujarnya

Selain itu, kata mael, dari kondisi penjualan rumput laut secara internasional dan juga secara nasional maupun lokal maka, Pemerintah Daerah Kabupaten kepulauan Sula perlu untuk mengembangkan produk rumput laut yang  bernilai tinggi, Salah satu produk turunan rumput laut yang nilainya tinggi adalah hidrokoloid, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam produk pangan maupun non pangan. 

"Hidrokoloid merupakan komponen polimer yang berasal dari sayuran, hewan, mikroba atau komponen sintetik yang dapat larut dalam air, mampu membentuk koloid, dan dapat mengentalkan atau membentuk gel dari suatu larutan. Dengan karakteristik tersebut, hidrokoloid dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti makanan minuman, tekstil, farmasi, cat sebagai campuran dalam pembentukan gel, pengental, emulsifier, perekat, penstabil, dan masih banyak manfaat lainnya", tuturnya

Diketahui, Pengembangan Industri Rumput laut Nasional Tahun 2018 – 2021, menurut Kementerian Perindustrian terdapat 23 perusahaan pengolah karaginan dengan kemampuan produksi 25.992 ton/ tahun dan 14 perusahaan pengolah Agar dengan kemampuan produksi 7.658 ton/ tahun. Namun demikian, utilisasi industri- industri tersebut masih belum menunjukkan performa yang baik karena Pada tahun 2017, produksi karaginan Indonesia sebesar 13.116 ton atau utilisasinya baru sekitar 50%. Sementara produksi Agar pada tahun yang sama mencapai 4.140 ton atau utilisasinya 54%. *** Red (Ariel)
Posting Komentar